Sabtu, 11 September 2010

Ternyata,, bukan karna lo cinta...


Disini ada hati yang selalu setia menanti cinta tulus, namun tersiakan dusta dan keegoisan. Dia yang ku puja tiada lagi mengindahkan bahagiaku, semua mata hatinya terasa tlah tertutup oleh kabut dan kegelapan. Hatiku tercabik, tak kuasa menerima nyata ini, aku ingin Tuhan segera memanggilku, karna ku rasa tiada sanggup lagi untuk ku menahan semua perih dalam jiwa.
Waktu itu gue lagi bersih-bersih di kamar, gue buka lemari kecil usang tempat semua memory gue tersimpan, mau gue bersihin. Baru gue buka, buku tebal berwarna hitam pudar penuh tulis tangan gue terjatuh, itulah Diary gue setahun lamanya. Lembaran dimana kenangan perih terbuka lagi ketika gue baca. Gue teringat lagi tentang do’i yang bener-bener gue kasi hati penuh, ternyata asyik bermain diblakang gue.
Hubungan gue sama Dery berawal dari acara ulang tahun perak pernikahan bokap and nyokap gue, malam itu gue and do’i dikenalin sama bokap nyokap kami masing-masing, kluarga do’i adalah tamu special pada acara itu karna bokap do’i adalah partner bisnis bokap gue. Dari pertemuan itu gue udah punya kesan beda terhadap Dery, do’i punya karisma yang bisa menarik perhatian gue.
Setelah acara itu berakhir, gue ke kamar buat istirahat, tiba-tiba hp gue bunyi, ada panggilan dari nomor baru dan setelah gue angkat ternyata Dery. Gue seneng banget do’i nyoba ngakrabin diri sama gue dan do’i anaknya asik, gue makin tergila-gila n gak bisa tidur malam itu. Begitulah awal perkenalan gue dengan do’i.
Beberapa minggu setelahnya, gue dan do’i semakin akrab, sering jalan berdua hinggá akhirnya jadian. Karna saking senengnya bisa jadian sama cowok yang gue cinta, gue nyerita’in setiap detik-detik yang gue lewatin sama Dery ke sahabat gue Andin. Tapi waktu itu dia kurang asik, gue fikir si karna iri meratapi nasib sebagai jomblowati abadi. Karna komentar-komentarnya mengenai cerita gue selalu menunjukkan ke tidak setujuannya dengan hubungan gue sama Dery. Sejak saat itu hubungan gue sama Andin merenggang dan gue terfokus dengan perjalanan cinta gue sama Dery.
Hari-hari gue terasa gak berarti kalo gue lewatin tanpa do’i, hp gue selalu terpenuhi oleh sms dan telfon dari do’i, bener-bener sosok yang gue dambakan dari dulu. Romantis, puitis, penyayang, seperti malaikat pembawa kebahagiaan, hidup gue penuh warna dan hal-hal gila yang ngebuat gue melayang. Belum lagi dengan ke akraban bokap nyokap yang serasa sangat mendukung hubungan kami, gue meyakini ini cinta sempurna.
Suatu hari, saat gue nyamperin do’i kerumahnya, do’i lagi mandi dan gue nemu’in laptop yang masih aktif dengan gambar-gambar mesra do’i dengan cewek yang pernah di kenalin sama Andin ke gue. Gue tersentak, dan langsung pulang tanpa basa-basi. Hati gue hancur, gue gak nyangka kalo ternyata cinta do’i selama ini bukan cinta yang seutuhnya gue miliki. Dan sejak saat itu gue mutusin untuk gak menemui do’i.
Hari itu juga gue nelfon Andin dan nemuin dia, gue berusaha ngebujuk biar maafin gue n’ mau ngejelasin apa yang gue temu’in. Andin sempet terdiam dan tampak ragu buat nyrita’in semuanya, tapi dengan gue yang memohon-mohon akhirnya dia mau ngungkapin semuanya.
”Gue harap lo gak akan lagi berprasangka sama gue.” (Andin)
”Oke, gue janji.”(gue)
Andin bercerita panjang lebar ke gue, ternyata sebelum gue kenal sama Dery cewek itu udah lama ada di kehidupan Dery, sebagai pacarnya dan itu adalah satu kenyataan pahit yang mesti gue trima dengan lapang dada, saat itu pula gue ngerti kenapa sikap Andin sempet dingin ke gue kalo gue cerita tentang hubungan gue ke Dery.
Setelah ngedenger cerita dari Andin, gue langsung minta putus ke Dery, biar gue gak jadi beban dan ngeganggu kehidupannya lagi.

”Maafin gue Ndin sempet negatif thinking ke lo,, ternyata bukan karna lo cinta ke Dery, tapi karna lo sobat gue yang paling setia.”(gue)
”Ok, ga pa kok gue ngerti” (Andin)





~SELESAI~
Wid_gek red

Jumat, 10 September 2010

Selaput Dara Palsu


Artificial Virginity Hymen [AVH] sejatinya adalah hymen atau selaput keperawanan sintetik. Pertama kali di temukan dan di kembangkan di Kyoto, Jepang pada 1993. Dua tahun kemudian, temuan heboh ini menyebar ke Thailand. Dari thailand, geger perawan palsu ini menyebar ke Asia Tenggara, Asia Selatan hingga timur Tengah.
Setelah Jepang sukses, negara penjiplak terkemuka di dunia, Tiongkok, juga sukses mengembangkan produck ini menjadi fenomena baru. Tiongkok juga berhasil menciptakan produk yang nyaris identik dengan selaput dara asli dengan harga yang jauh lebih murah ketimbang buatan Jepang.
Kini, Inggrispun ikutan terjun dalam ’perlombaan’ produksi AVH ini. Beberapa pihak mengklaim selaput dari made in pangeran Charles ini lebih bagus ketimbang produksi Tiongkok atau Jepang. Pasalnya bahan-bahan yang digunakan sangat alami dan lebih higienis. Berbeda dengan AVH buatan Jepang dan Tiongkok yang berbau latex. Konon bahan campuran latex ini membuat pemakaiannya nyaman.
Artificial Virginity Hymen menjanjikan efek berhubungan seksual seperti layaknya saat berhubungan dengan seorang wanita perawan. Dalam penjelasannya di websitenya, alat di klaim sangat mudah untuk di gunakan. Tinggal memasukkan Selaput dara palsu ini ke dalam liang senggam. Di sarankan untuk memasukkan 15 menit hingga 20 menit menjelang berhubungan badan.
Mudah menyatu dan melebar ke ukuran yang di butuhkan sesuai denagn kondisi suhu tubuh. Uji klinis menyebutkan di buat dari bahan alami dan tidak mengandung racun. Tidak menyebabkan alergi, tidak terasa sakit saat di pakai dan tampa efek samping. Ketika pasangan melakukan penetrasi, hymen buatan akan rusak dan kemudian mengeluarkan sedikit cairan yang mirip dengan darah. (w/bbs red liberty)

Diketahui pada salah satu tabloid ternama bahwa terdapat salah seorang sindikat telah menyebarkan barang ini sejak tahun 2008 di beberapa kota besar di indonesia. Satu paketnya terbanderol Rp.700.000,00. penyebarannya menggunaka strategy pemasaran berlapis dan beli putus layaknya cara kerja pengedar narkoba, dimana antara pihak satu dengan pehak lain tidak saling mengenal. Di akui bahwa penjualan 100 paket Cigimo(salah satu merek AVH) hanya memerlukan waktu empat hari saja.
Jelas saja permintaan meroket, wong harganya masih bisa di bilang terjangkau...
Seperti inilah ketika teknology telah berkembang pesat dan melahirkan temuan-temuan baru. Tanpa di sadari, temuan tersebut dapat menimbulkan dampak negatif seperti penipuan, dan kecenderungan dalam pengikisan moral sebagai akibat dari adanya cara untuk menutupi. Sebagai bangsa beragama dengan melihat hal seperti ini, bukan berarti kita di sediakan peluang untuk tidak lagi memperhatikan moral kemudian menutupinya dengan menggunakan jasa teknology, tetapi hendaknya kita bisa menelaah dan menyadari seperti apa seharusnya kita dalam mengahadapinya. Penyebaran Selaput Dara Sintetik di Indonesia dapat di cegah dengan kesadaran bangsa dan menghindari penggunaannya.

Wid_gek red

Taubat Sang Nista


Aku,, sering kali berada pada titik-titik bimbang,
Ingin berlari, takut akan sesat menyayat,           
Ingin terdiam... aku rapuh.. runtuh dalam pilu.
Mengingat Dharma tak mampu ku gapai,
Dan gerbang altar moksatham nun jauh di ujung sana,
Ujung yang tak mampu ku lihat...
                        Siapa Engkau yang tersembunyi dibalik kobaran emosiku?!
                        Berwujud angin, hanya mampu kurasakan hembusan-Nya,
                        Pada gemercik air yang begitu sulit ku patahkan,
                        Sebagai bayang yang tak mampu ku dekap,
                        Ingin kurangkul, dan kupuja sepanjang nafasku.
Hah......!!!!
Nista..!!!!
Nistanya aku yang selalu jauh darimu,
Ampun.... ampun.......
Izinkan aku membasuh diri dengan taubatku,
Pancarkanlah kasidah dharma dalam nuraniku,
Hingga sad ripu tiada lagi menguasai,
Dan mampu kulaksanakan Yajna,
Berlandaskan kekuatan Sradha menuju Bhaktiku.

 Wid_gek Red

jangan salahkan cintaku



”Jangan ..........”
Begitu lantang kudengar teriakan itu, hingga akupun terbangun dengan begitu kaget. Oh Tuhan ternyata suara itu suara sahabat karibku yang tidur di sampingku.
”Cindy, kenapa kau?” ku tanya dia seperti itu.
Namun tetap saja ia terengah dan mengulang kata-katanya.
”Aku nggak mau dia pergi, enggak, nggak mau....”
Suaranya sangat meyedihkan, kupeluk dia dan iapun menangis. Beberapa saat kemudian, ku ambil segelas air untuknya, kutunggu sampai dia tenang.
”Sekarang, coba kau ceritakan apa yang ngebuatmu kayak gini?” pintaku dengan halus.
Dan diapun mulai menggetarkan bibirnya dan berkata ”mimpi Des... Aku nggak mau mimpi itu jadi nyata. Aku takut kehilangan dia Des.”
”Iya-iya…, tapi siapa? Gimana mimpimu? Aku jadi bingung!” Akupun bertanya dengan kebingunganku.
”Aku mimpi Ardi mengenakan pakaian serba putih, dia menghampiriku, menyampaikan pesan biar aku tetap tegar, dan dia janji sama aku bakal tetep ngejaga aku dengan do’anya. Terus dia meluk aku. Tapi, waktu dia ngelepas pelukanya aku ngerasa itu untuk selamanya. Kenapa aku Cuma diem aja ya Des? Aku ngelihat dia dijemput sinar yang berkilauan. Dan setelah itu aku baru sadar dan berusaha mencegah sinar itu ngebawa dia. Apa arti semua ini ini Des?”
Kembali tangisnya terpecah dan kembali kusandarkan dia dalam pelukku. Kusadarkan dia bahwa itu hanya mimpi sebagai bunga tidurnya dan ku minta dia tidur kembali karna kulihat masih jam 2 subuh. Oh Tuhan, Des benar-benar ngantuk.
Pagipun menjelang.
Uuaahhheemmmm....
Aku menguap, mulai tersadar dan ku buka mataku perlahan sambil dikucek-kucek. Setelah mataku benar-benar terbuka, aku kaget, ”Ya Tuhan, Cindy kemana?” Aku tersentak dan bergegas bangun. Aku panggil Cindy sambil kucari dia diseluruh sudut apartment tapi nggak ada. Kuhubungi Hpnya, mailbox. ”Huh! Cindy kemana siech?” Segera ku ambil tas dan kucari taksi.
Aku bingung mau mencarinya kemana, ku telfone Ardi, mailbox juga. ”ada apa ini?” gerutuku. ”Mmm, aku harus ke apartment Ardi” segera ku arahkan taksi menuju ke apartment Ardi.
Disana aku cuma nemuin temen satu apartmentnya yang terburu-buru membawa koper. Kuhampiri dia dan kutanya ”Mau kemana kau Al? Kok bawa koper segala?”
Tapi Alfin tidak menjawabku dan langsung pergi, lalu kembali ku coba untuk menghubungi Cindy, kali ini berhasil dan aku langsung menanyakan keberadaannya. Ternyata dia ada di tempatnya biasa berkencan dengan Ardi, aku langsung menuju kesana. Sampai disana kutemui Cindy, wajahnya sangat sayu, tampaknya ia habis menangis. Aku minta ia menceritakan apa yang terjadi.
”Dia sudah pergi, Ardi ninggalin aku Des.”
ternyata Ardi memutuskan hubungan dengannya tanpa memberi alasan yang jelas.
Lalu kucoba kembali menenangkannya, ”Kamu nggak sendiri Cin, aku akan selalu bersamamu, aku janji nggak bakalan pernah ninggalin kamu, percaya kan sama aku? Aku yakin kamu pasti bisa dapetin yang lebih baik dari Ardi. Kamu cantik lo, hatimu juga suci. Jangan nangis lagi Cin, aku nggak mau ngeliat kamu terpuruk”.
Beberapa bulan setelahnya, Cindy masih saja belum bisa melupakan kejadian itu, dia hanya menjalani rutinitasnya dan berapa lelakipun mendekatinya, seperti masih ada traumatis dalam dirinya.
Tapi, seolah duplikat sosok Ardi datang kembali di hidupnya. Cindy seperti mendapatkan kembali gairah hidupnya dengan menemukan lelaki itu. Sudah berapa kali aku mengingatkannya, lelaki itu bukan Ardi, tapi tetap saja Cindy dekat dengannya.
Ia mengaku bernama Diva, namun identitasnya masih menjadi pertanyaanku.
Akupun mencoba mencari tahu, dan ternyata dia benar-benar Ardi, Ardi yang dulu meninggalkan Cindy hingga menjadi trauma. Aku menjelaskan hal ini pada Cindy dengan bukti-bukti yang kudapat.
”Oh Tuhan, apa-apaan ini? Kenapa dia ngilang dan kembali lagi seenaknya kayak gini? Apa maksud semua ini? Apa yang harus aku lakukan Des? Tolong jawab aku Desy...” Cindy seolah nggak mampu menerima semua, dia merasa Ardi seolah mempermainkannya.
 Dan aku menyarankan untuk menjauhi Ardi ”Percaya padaku Cin, lebih baik kau jauhi dia, aku tidak mau melihatmu tersakiti untuk kedua kalinya”
Setelah itu Ardi datang menemuinya, Cindypun acuh. Mungkin Ardi bingung kenapa Cindy seperti itu padanya.
”Des, ada apa dengannya? Apa dia inget lagi sama kekasihnya yang sudah lama ninggalin dia”
Akupun langsung menamparnya dan berkata ”Ardi! Cukup!! Kamu nggak usah lagi melanjutkan sandiwaramu, aku minta sekarang juga kau jauhi Cindy!”
Tampaknya Ardi sangat kaget mendengar kata-kataku ”Darimana kamu tahu semua ini Desy?”
Dan dengan nada sengit aku menjawab ”Kamu nggak perlu tahu!! Pergi!!”
”tapi aku sangat mencintai Cindy Des, aku nggak mau ngelepasin dia” begitu dia berkata padaku.
”Ooh.. jadi kayak gini caramu mencintai sahabatku? Apa kamu peduli waktu kamu ninggalin dia? Dimana pengertianmu tentang perasaannya? Dimana kamu saat dia ngebutuhin kamu?
Cindy gadis yang baik, cantik, apa lagi yang kurang darinya, aku rasa nggak ada dan lagi dia sangat mencintaimu. Aku sudah lega melihatnya mampu tegar, tapi sekarang kau muncul lagi. Aku nggak mau dia kau sakiti lagi, jauhi dia demi Tuhan Ardi!!”
Ardi kembali bicara ” Kamu nggak tahu apa yang sebenarnya terjadi dan kenapa aku ngelakuin itu semua.” aku tetap terdiam ”Aku.. aku ninggalin dia karna aku nggak mau dia mengharapkan sesuatu yang tidak pasti”
”Maksudmu?” aku nggak ngerti apa yang dia katakan.
”Aku menderita kanker darah Des, dan aku pergi untuk melakukan pencangkokan sumsum tulang belakang ke Singapur, aku takut oprasiku nggak berhasil. Aku nggak mau dia sedih karna itu. Makanya aku mutusin untuk nggak ngasi tahu dia. Aku datang buat ngejelasin semua ini dan kembali padanya, aku masih sangat mencintainya Des..” begitu ia menmberiku penjelasan.
 Aku sangat menyesal nggak menyambutnya dengan baik ”Oya?? Ardi, seandainya dari awal kamu ceritakan yang sesungguhnya kamu alami pasti dia mampu ngerti dan akan menunggumu.  Dia masih sangat mencintaimu, temuilah dia, dia pergi ke puncak, ku do’akan semuanya baik-baik saja.”
Ardi tersenyum padaku ”Thanks ya Des, aku pergi sekarang. See you..”
Ardi kemudian bergegas menemui Cindy.
Lama aku menunggu kabar dari mereka. Ketika aku mulai gelisah tiba-tiba Hpku berdering. ”Ardi? Bagaimana..”
Belum selesai aku bertanya dia memintaku datang ke puncak dengan nada panik dan telfonpun langsung ditutup. Aku bingung, bertanya-tanya apa yang terjadi? Karna hari sudah menjelang malam, aku takut kemalaman di jalan dan aku putuskan pergi bersama Doni, kekasihku. Diperjalanan aku resah, ku telfone, mailbox, terpaksa harus ku tunggu sampai aku tiba disana.
Akhirnya, tiba juga aku di puncak. Segera ku cari keberadaan mereka dengan raut wajah tak karuan.”Oh Tuhan... jantungku hampir copot karna memikirkan kalian”
Ku temukan mereka berdua sangat mesra dan tersenyum melihat kedatanganku bersama Doni.
~SELESAI~

Wid_gek [KSR Red]