Artificial Virginity Hymen [AVH] sejatinya adalah hymen atau selaput keperawanan sintetik. Pertama kali di temukan dan di kembangkan di Kyoto, Jepang pada 1993. Dua tahun kemudian, temuan heboh ini menyebar ke Thailand. Dari thailand, geger perawan palsu ini menyebar ke Asia Tenggara, Asia Selatan hingga timur Tengah.
Setelah Jepang sukses, negara penjiplak terkemuka di dunia, Tiongkok, juga sukses mengembangkan produck ini menjadi fenomena baru. Tiongkok juga berhasil menciptakan produk yang nyaris identik dengan selaput dara asli dengan harga yang jauh lebih murah ketimbang buatan Jepang.
Kini, Inggrispun ikutan terjun dalam ’perlombaan’ produksi AVH ini. Beberapa pihak mengklaim selaput dari made in pangeran Charles ini lebih bagus ketimbang produksi Tiongkok atau Jepang. Pasalnya bahan-bahan yang digunakan sangat alami dan lebih higienis. Berbeda dengan AVH buatan Jepang dan Tiongkok yang berbau latex. Konon bahan campuran latex ini membuat pemakaiannya nyaman.
Artificial Virginity Hymen menjanjikan efek berhubungan seksual seperti layaknya saat berhubungan dengan seorang wanita perawan. Dalam penjelasannya di websitenya, alat di klaim sangat mudah untuk di gunakan. Tinggal memasukkan Selaput dara palsu ini ke dalam liang senggam. Di sarankan untuk memasukkan 15 menit hingga 20 menit menjelang berhubungan badan.
Mudah menyatu dan melebar ke ukuran yang di butuhkan sesuai denagn kondisi suhu tubuh. Uji klinis menyebutkan di buat dari bahan alami dan tidak mengandung racun. Tidak menyebabkan alergi, tidak terasa sakit saat di pakai dan tampa efek samping. Ketika pasangan melakukan penetrasi, hymen buatan akan rusak dan kemudian mengeluarkan sedikit cairan yang mirip dengan darah. (w/bbs red liberty)
Diketahui pada salah satu tabloid ternama bahwa terdapat salah seorang sindikat telah menyebarkan barang ini sejak tahun 2008 di beberapa kota besar di indonesia. Satu paketnya terbanderol Rp.700.000,00. penyebarannya menggunaka strategy pemasaran berlapis dan beli putus layaknya cara kerja pengedar narkoba, dimana antara pihak satu dengan pehak lain tidak saling mengenal. Di akui bahwa penjualan 100 paket Cigimo(salah satu merek AVH) hanya memerlukan waktu empat hari saja.
Jelas saja permintaan meroket, wong harganya masih bisa di bilang terjangkau...
Seperti inilah ketika teknology telah berkembang pesat dan melahirkan temuan-temuan baru. Tanpa di sadari, temuan tersebut dapat menimbulkan dampak negatif seperti penipuan, dan kecenderungan dalam pengikisan moral sebagai akibat dari adanya cara untuk menutupi. Sebagai bangsa beragama dengan melihat hal seperti ini, bukan berarti kita di sediakan peluang untuk tidak lagi memperhatikan moral kemudian menutupinya dengan menggunakan jasa teknology, tetapi hendaknya kita bisa menelaah dan menyadari seperti apa seharusnya kita dalam mengahadapinya. Penyebaran Selaput Dara Sintetik di Indonesia dapat di cegah dengan kesadaran bangsa dan menghindari penggunaannya.
Wid_gek red
Tidak ada komentar:
Posting Komentar